Jumat, 11 Juli 2008

Hukumlah Koruptor dengan cambukan dan buntungi jari tangannya.

Beberapa hari yang lalu, aku mengomentari beberapa berita pada beberapa media online.
Salah satu yang ku komentari adalah artikel yang memuat berita tentang korupsi.
Komentarku itu-tidak ingat persis kalimatnya-agar para koruptor di hukum cambuk di muka umum, lalu jari tangannya di potong, agar menjadi tanda mata baginya, selama hidup.
Efek utama yang aku harapkan adalah tanggungan malu seumur hidupnya.
Tentunya kita semua bisa membayangkan betapa mengerikannya hukum cambuk itu, sakit yang luarbiasa dengan meninggalkan luka-luka maupun garis-garis memar panjang di sekujur tubuhnya.
Coba anda bayangkan seorang pejabat terhormat mendapat perlakuan seperti itu, di muka umum lagi? Tentu sangat menyakitkan!
Okey, saya lanjutkan lagi, hukuman cambuk itu memang meninggalkan bekas yang mungkin saja bertahun-tahun lamanya, tapi itu pada tubuhnya yang nantinya akan tertutupi pakaian yang di kenakan. Itu berarti rasa malu akan cepat berlalu-walaupun tadinya hukuman itu di lakukan di muka umum, tapi ingatan orang akan segera sirna, apalagi bila pindah ke tempat lain.
Ini tidak membuat hatiku rela begitu saja! Jalan keluarnya adalah hukuman itu di paketkan dengan pemotongan jari tangan yang banyak dan panjangnya sejauh perbuatannya-semakin besar hukuman semakin banyak dan panjang jari yang di potong.
Alasanku memilih di buntungi jari tangan adalah bahwa jari tangan mudah terlihat, pikiranku tangan beserta jarinya adalah organ tubuh yang paling sering di pergunakan di muka umum.
Buntungnya jari tangan akan mudah mempermalukan terhukum dimana saja dan seumur hidupnya-termasuk istri, anak maupun keluarga dekat lainnya. Efeknya setiap orang akan selalu memperingatkan orang-orang dekatnya agar jauh dari perbuatan korupsi.
Oh, ya, masih ada efek lainnya, yakni pembangunan kamar penjara bisa di minimalisir, biaya pelihara koruptor bisa di pangkas dan lalulintas sogok-menyogok bisa di kurangi di rutan-rutan.
Akhirnya-ini yang paling sulit- apakah para pembuat kebijakan mau hukuman seperti ini di jalankan?
Karna-sudah menjadi rahasia umum-kebanyakan para pembuat kebijakan adalah justru biangnya para koruptor, itu berarti bisa senjata makan tuan? Atau kesempatan memperkaya diri sendiri secara instan akan hilang.
Nah, lho?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Setuju!

Anonim mengatakan...

Hayaaa... Siang-siang mimpi bolong? Capek deh!