Senin, 15 Desember 2008

Brin, Pengetahuan, dan Pencerahan

Oleh NINOK LEKSONO

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/10/02433689/brin.pengetahuan.dan.pencer\
ahan

"Sergey Brin, salah satu pendiri Google, yakin bahwa pengetahuan
selalu merupakan hal baik dan (karena itu) mestinya ada lebih banyak
lagi pengetahuan yang bisa dibagi." (The Economist, Enlightenment Man,
6-12/12)

Sebagai salah satu pendiri perusahaan internet terbesar di dunia
(Google), Sergey Brin adalah sosok yang besar pengaruhnya, selain
sebagai salah seorang terkaya Amerika.

Belum lama ini muncul kisah tentang sosok kelahiran Moskwa 35 tahun
silam yang ahli matematika ini. Tanggal 18 September 2008 ia
meluncurkan blog pribadi di too.blogspot.com. Dalam posting pertama,
Brin�seperti dilaporkan Michael Arrington di situs Techcrunch�tampak
bercanda. Namun, dalam posting kedua, ia terdengar serius. Ia bicara
tentang perusahaan 23andMe (yang salah satu pendirinya adalah
istrinya, Anne Wojcicki). Menurut perusahaan yang bergerak dalam riset
DNA ini, ia punya mutasi gen yang terkait dengan penyakit parkinson
(G2019S). Dengan itu, Brin termasuk orang yang bisa terkena penyakit
parkinson.

Tetapi, laporan kali ini bukan untuk membahas kemungkinan Brin terkena
parkinson, melainkan untuk mengupas sikap dan pandangannya tentang
keterbukaan informasi dan pengetahuan. Hal ini ia sampaikan dalam
Konferensi Zeitgeist yang diselenggarakan Google. Inilah pertemuan
eksklusif bagi kaum inteligensia. (Zeitgeist, dari Bahasa Jerman, zeit
'waktu' dan geist 'semangat'. Selain harfiah berarti "semangat zaman",
ungkapan ini menguraikan suasana keintelektualan, keberbudayaan,
moral, etik, iklim politik satu zaman.)

Di forum ini, mereka yang dikenal sebagai "pemimpin pemikiran"
(thought leaders) dunia berkumpul selama dua hari untuk membicarakan
upaya menemukan jalan keluar bagi problem dunia paling berat dengan
menerapkan nilai-nilai penalaran dan sains pencerahan yang didukung
oleh Google.

Dalam kaitan penemuan 23andMe, salah seorang hadirin Pertemuan
Zeitgeist menanyakan, apakah mengetahui dirinya berpotensi terkena
parkinson baik atau tidak bagi Brin. Dalam satu hal, orang mengatakan
"Tidak tahu itu merupakan berkah". Bukankah setelah Brin tahu tentang
gen parkinson, ia akan hidup dilanda kecemasan?

Mendapat pertanyaan itu, Brin pertama-tama menyampaikan, "Siapa yang
cemas?" Toh yang ia sampaikan hanyalah statistik bahwa untuk orang
seperti dirinya, peluang mendapat parkinson adalah 20 persen hingga 80
persen. Itu saja.

Selebihnya, dengan mengetahui adanya kans sebesar itu, ia justru lalu
mengambil langkah agar bisa terhindar dari penyakit tersebut. Ia,
seperti dikutip The Economist di atas, menyebutkan bahwa olahraga
membantu (mencegah parkinson).

Arti pengetahuan

Dengan uraiannya tentang peluang terkena parkinson, baik di blog
pribadinya maupun di Konferensi Zeitgeist, Sergey Brin ingin
menegaskan bahwa pengetahuan itu baik dan selalu lebih baik dari
ketidaktahuan.

Berbekal pandangan itu, Brin lalu mendanai dan mendorong dilakukannya
riset terhadap mutasi gen yang juga disebut dengan nama LRRK2 dan juga
terhadap penyakit parkinson.

Sebagai tokoh internet terkemuka, Brin lalu memperlakukan gen tadi
sebagai penyakit (bug) pada kode personalnya, jadi tidak ada bedanya
dengan bug di komputer yang setiap hari dibereskan oleh teknisi
Google. Brin�selain melakukan upaya mendahului (pre-emptive)�juga
mengembangkan semangat berbagi. Dengan menolong dirinya sendiri, ia
lalu bisa menolong orang lain.

Selain menjunjung pengetahuan, dalam sikap Brin juga terkandung
pencerahan, hal yang tecermin dari visi yang kemudian juga dijadikan
moto Google, yakni membuat semua informasi di dunia ini "bisa diakses
dan dimanfaatkan secara universal". Bersama dengan mitranya, pendiri
Google lainnya, Larry Page, kedua tokoh ini terus berupaya membawa
semua informasi ke internet.

Daya transformatif

Dalam hidup, kita juga pernah mendengar kalimat bijak yang
menyebutkan, "berbeda dengan uang, ilmu yang dibagikan tak akan habis,
tapi malah bertambah". Dengan caranya, Brin tampak meyakini makna
penyebaran pengetahuan.

Kisah Google sendiri sebelum ini telah ditulis oleh David Vise dan
Mark Malseed dalam buku The Google Story (2006).

Dari kesehatan, Google dan kedua pendirinya juga mencoba berbuat untuk
kebajikan lain. Di China mereka sepakat untuk menyensor hasil
pencarian melalui mesin pencari Google. Mungkin itu untuk menyenangkan
pihak Komunis, tetapi mereka berpandangan hal itu dilakukan dengan
keyakinan bahwa di luar informasi yang disensor, warga China akan bisa
mendapatkan informasi lebih banyak, dan itu akan membuat mereka lebih
sejahtera.

Dalam Konferensi Zeitgeist, Brin mengumumkan, biarkan setiap orang
menemukan genomnya masing-masing, lalu nyamanlah untuk berbagi kode
yang diperoleh tadi agar pihak lain�pasien, dokter, dan
peneliti�bekerja memecahkan sandi dan menemukan biang kerok (bug).

Semangat zaman yang diusung Brin bercorak keterbukaan informasi, yang
diharapkan bisa memacu terbentuknya masyarakat berbasis pengetahuan.
Untuk tujuan pragmatis, hal itu dimaksudkan agar masyarakat tersebut
lebih berdaya saing. Namun, Brin tak menyinggung soal ini. The
Economist juga mengaitkan Zeitgeist ala Brin lebih dalam konteks
pencerahan.

Minggu, 14 Desember 2008

Google Terjemahan Sekarang Bisa 'Berbahasa' Indonesia

Google sejak empat hari lalu (10 December 2008) telah mengumumkan peluncuran situs penerjemahan bahasa Indonesia dan 34 bahasa lainnya di
http://translate.google.co.id . Sekarang pengguna bahasa Indonesia di
seluruh dunia dapat mencari dan membaca konten internet berbahasa
asing dalam bahasa mereka sendiri dengan layanan Google Terjemahan™.
Dengan layanan web gratis ini, pengguna bahasa Indonesia dapat
menerjemahkan teks frase atau halaman web tertentu dari dan ke bahasa
Indonesia. Mereka juga dapat menggunakan kata-kata kunci dalam bahasa
Indonesia untuk mencari halaman web yang diterbitkan dalam 34 bahasa
dan hasilnya diterjemahkan secara otomatis ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, Google juga menyediakan sebuah
alat (atau gadget) yang
dapat digunakan oleh pemilik situs berbahasa Indonesia untuk
menerjemahkan secara instan halaman web mereka ke 34 bahasa lainnya.

"Di Google kami percaya bahwa Internet bisa meningkatkan akses ke
semua sumber informasi dunia tanpa memandang bahasa," ungkap Google
Southeast Asia Marketing Manager Derek Callow. "Peluncuran Google
Terjemahan™ dalam bahasa Indonesia akan memudahkan jutaan pengguna
Internet berbahasa Indonesia di seluruh dunia untuk mencari dan
mengakses lebih banyak konten web dalam bahasa mereka sendiri."

"Google Terjemahan™ juga memungkinkan pengguna Internet untuk
menyumbang dalam upaya membantu meningkatkan hasil terjemahan dari dan
ke bahasa Indonesia. Apabila pengguna Internet mendapati sebuah
terjemahan yang tidak akurat, fitur ini memungkinkan mereka untuk
menyarankan terjemahan yang lebih baik dibandingkan dengan mesin
penerjemahan," kata Callow.

Gunakan Google Terjemahan™ untuk membaca teks dan halaman web berbahasa asing
Anda ingin mencari mitra bisnis di Timur Tengah, tetapi tidak bisa
membaca bahasa Arab? Anda tinggal copy and paste teks Arab ke dalam
kotak berlabel "Teks asli" pada http://translate.google.co.id dan
pilih Bahasa Indonesia untuk menerjemahkannya. Google juga bisa
secara otomatis mendeteksi bahasa teks yang Anda sisipkan ke dalam
kotak "Teks asli". Cukup pilih "Deteksi Bahasa" pada sisi kiri-menu
drop-down.

Untuk menerjemahkan seluruh isi sebuah halaman web, seperti misalnya
situs berbahasa Perancis tentang berita selebritis terbaru dari negeri
menara Eiffel itu, masukkan URL atau alamat web ke dalam kotak
"Terjemahkan laman web" dan pilih Bahasa Indonesia sebagai tujuan
bahasa yang Anda ingin terjemahkan. Dalam beberapa detik, Google
mampu menganalisa isi dari halaman web itu dan menghasilkan konten
dalam bahasa Indonesia atau salah satu dari 34 bahasa yang dapat
dipilih.

Gunakan pencarian dalam bahasa sendiri untuk memperluas wawasan Anda
Mengambil contoh seorang mahasiswa Indonesia yang harus melakukan
riset tentang sejarah Berlin secara mendalam. Jika ia menggunakan
bahasa Indonesia, informasi ini akan sangat terbatas karena tentunya
sebagian besar informasi mengenai hal ini menggunakan bahasa Jerman.
Tetapi bagaimana jika ia dapat menerima hasil web tentang sejarah
Berlin dalam bahasa Jerman yang langsung diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia?

Google Terjemahan™ dapat menjadi solusinya. Di bawah tab "Penelusuran
Diterjemahkan", Anda dapat mengetik topik pencarian dalam bahasa
Indonesia dan memilih bahasa yang diinginkan dari situs-situs dunia.
Dalam beberapa detik, Google akan menerjemahkan permintaan Anda,
melakukan pencarian web, dan menerjemahkan hasil pencarian ke dalam
bahasa Indonesia. Jika Anda klik link hasil pencarian, halaman web
tersebut akan diterjemahkan juga.

Bahasa Tidak Lagi Menghalangi Komunikasi Web atau Blog
"Google Gadget" dapat membantu membuat situs web konten lokal lebih
mudah diakses oleh pengguna Internet di luar negeri - hanya dengan
menambahkan satu baris kode HTML di situs Anda. Misalnya, jika Anda
mempunyai situs atau blog berbahasa Indonesia, dengan menambahkan
gadget Google Terjemahan™, Anda dapat meningkatkan lalu lintas
(traffic) situs Anda karena memudahkan pengguna Internet dari seluruh
dunia untuk menerjemahkan halaman web Anda ke salah satu dari 34
bahasa pilihan yang mereka pahami.

Gadget untuk menerjemahan situs web ini dapat digunakan dengan gratis
dan dapat dilekatkan (embed) ke dalam situs anda secara mudah.
Kunjungi "Peralatan" pada Google Terjemahan™, lalu pilih bahasa
Indonesia untuk bahasa halaman web Anda, dan kemudian cut and paste
kode HTML yang dihasilkan secara otomatis untuk dimasukan ke situs
Anda. Kini, pengguna Internet yang mengunjungi situs web berbahasa
Indonesia dapat menerjemahkan situs web tersebut secara otomatis ke
salah satu dari 34 bahasa yang tersedia dengan menggunakan menu
drop-down yang terdapat pada gadget Google Terjemahan™. Pengguna akan
dibawa secara otomatis ke versi situs anda yang telah diterjemahkan.

Tentang Google Terjemahan™
Aplikasi penerjemahan atau terjemahan bahasa otomatis merupakan alat
yang sangat berguna bagi pengguna Internet untuk segera mendapatkan
akses dan gambaran web konten dalam bahasa yang mereka tidak ketahui
dengan baik. Meskipun mesin terjemahan tidak sempurna, para pengguna
yang sebelumnya tidak mampu membaca situs web Anda, kini bisa
mendapatkan pemahaman dasar tentang konten Anda. Selain itu, Google
juga memiliki fungsi untuk menyarankan terjemahan yang lebih baik bagi
pengguna jika mereka menemukan terjemahan yang aneh atau tidak tepat.
Google menggunakan masukan ini untuk membantu meningkatkan kualitas
terjemahan di masa mendatang.

Google Terjemahan™ saat ini mendukung bahasa-bahasa: Arab, Indonesia,
Bulgaria, Catalan, Cina, Kroasia, Ceko, Denmark, Belanda, Inggris,
Filipina, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Yahudi, Hindi, Italia,
Jepang, Korea, Latvia , Lithuania, Norwegia, Polandia, Portugis,
Rumania, Rusia, Serbia, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Ukraina
dan Vietnam.

Siaran Pers Bank Indonesia Mencabut dan Menarik 4 (empat) Pecahan Uang Kertas dari Peredaran

Siaran Pers
Bank Indonesia Mencabut dan Menarik 4 (empat) Pecahan Uang Kertas
dari Peredaran
Sumber Data Biro Hubungan Masyarakat Tanggal 26-11-2008
Contact Biro Humas, Telp : (62-21) 381-7187 Fax : (62-21) 350-1867, E-mail
: humasbi@bi.go.id
Lampiran Gambar uang(82 Kbytes)
No. 10/ 61 /PSHM/Humas
Bank Indonesia terhitung mulai tanggal 31 Desember 2008, melalui Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 10/33/PBI/2008 secara resmi mencabut dan menarik 4
(empat) pecahan uang kertas dari peredaran. Pecahan uang kertas yang dicabut
dan ditarik adalah sebagai berikut:
i. Rp10.000 Tahun Emisi (TE) 1998 (Gambar Muka: Pahlawan
Nasional Cut Nyak Dhien),
ii. Rp20.000 Tahun Emisi (TE) 1998 (Gambar Muka: Pahlawan
Nasional Ki Hajar Dewantara),
iii. Rp50.000 Tahun Emisi (TE) 1999 (Gambar Muka: Pahlawan
Nasional WR. Soepratman), dan
iv. Rp100.000 Tahun Emisi (TE) 1999 (Gambar Muka:
Pahlawan Proklamator Dr.Ir.Soekarno dan Dr. H. Mohammad Hatta, berbahan
polymer).
“Bank Indonesia secara rutin melakukan pencabutan dan penarikan uang rupiah.
Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara lain masa edar yang cukup
lama dan perkembangan teknologi unsur pengaman (security features) pada
uang”, demikian disampaikan S. Budi Rochadi, Deputi Gubernur bidang
Pengedaran Uang.
Dengan pencabutan dan penarikan uang rupiah dari peredaran maka terhitung
mulai tanggal 31 Desember 2008, empat pecahan uang tersebut tidak berlaku
lagi sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender).
Namun demikian, bagi masyarakat yang masih memegang uang pecahan-pecahan
tersebut dapat melakukan penukaran dengan uang rupiah pecahan yang sama atau
pecahan lainnya yang masih berlaku di kantor-kantor Bank Indonesia atau bank
umum terdekat. Â Batas waktu penukaran empat uang pecahan tersebut di bank
umum adalah sampai dengan tanggal 30 Desember 2013 atau 5 (lima) tahun sejak
pencabutan dan penarikan uang tersebut. Sementara itu, batas waktu penukaran
di Bank Indonesia adalah sampai dengan tanggal 30 Desember 2018 atau selama
10 (sepuluh) tahun sejak tanggal pencabutan. Hak untuk menuntut penukaran
empat pecahan uang rupiah yang dicabut dan ditarik tersebut tidak berlaku
lagi setelah 10 (sepuluh) tahun terhitung tanggal 31 Desember 2018. Â
Jakarta, 26 November 2008
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT

Filianingsih Hendarta
Kepala Biro
http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Siaran+Pers/sp_106108.htm

Lampiran:
siaran pers uang

Jumat, 05 Desember 2008

Maulana Balita Perokok

Mungkin ini menjadi pertimbangan MUI untuk mengeluarkan fatwa haram
merokok bagi anak-anak, atau cuma kebetulan?


Lalu untuk orang dewasa apa pertimbangannya?
Tapi itu persoalan lain, berikut ini sebuah kisah menarik seputar
rokok yang dimuat <a
href="http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/27/14031189/siang.sedot.rokok.malam.sedot.susu">Kompas.com</a>
kemarin.


MALANG, RABU — Gara-gara mencoba rokok milik kakeknya ketika berusia 2,5
tahun, Maulana, balita usia empat tahun ini jadi ketagihan merokok. Warga
Dusun Sonosari, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, ini
sehari bisa menghabiskan tiga batang.

Tidak ada yang beda dengan penampilan Maulana, bocah lucu itu. Ia juga masih
tetap bermain dengan teman sebayanya di rumah neneknya, Painah (48), yang
berada di Jalan Cokroaminoto RT 46 RW 08, Dusun Sonosari, Desa Kebonagung,
Kecamatan Pakisaji.

Namun, yang membuatnya beda, Maulana sudah doyan merokok. Padahal, biasanya
merokok baru dilakukan oleh pria dewasa minimal usianya 17 tahun ke atas.
Ikhwal kesukaan merokok ternyata dari coba-coba rokok milik kakeknya,
Kusyanto (55).

"Katanya waktu itu hanya mencoba. Namun, ternyata sampai sekarang. Kalau
saya pribadi, kasihan melihatnya masih kecil sudah merokok. Saya ingin cucu
saya bisa sembuh dari kebiasaan itu," kata Painah, nenek yang mengasuh
Maulana karena ibunya, Lastri (35), sedang bekerja di PR Penamas, Pakisaji,
ketika ditemui di rumahnya, Rabu (26/11).

Karena sudah kecanduan merokok, gerak tubuh Maulana sudah seperti orang yang
mahir merokok. Ini bisa dilihat bagaimana cara dia membawa pak rokok berikut
korek di atasnya. Begitu juga cara menghidupkan rokok, cara mengisap rokok
dan menghembuskannya.
Ia bahkan bisa menghembuskan rokok dari hidungnya dengan piawai sehingga
orang dewasa yang melihat hanya bertanya-tanya, kok bisa ya? Bagaimana nanti
kesehatannya? Menurut Painah, cucunya sudah pernah diperiksakan ke Puskesmas
Pakisaji. Namun, sejauh ini tidak ada gangguan apa-apa. Katanya, cucunya
meski sudah merokok lagaknya orang dewasa, kalau sudah datang malam hari dan
hendak tidur, ia juga mencari dot susu miliknya.

Tiap malam, sebelum tidur Maulana mengonsumsi salah satu merek susu
terkenal. Namun, begitu bangun tidur ia sudah mulai bermain dengan rokoknya.
Setelah mandi dan makan, Maulana, bungsu dari tiga bersaudara ini, sudah
mulai menghidupkan rokoknya seperti orang dewasa.

"Namun, kalau sudah asyik bermain, ia seharian bisa tidak merokok," ungkap
Painah. Ia berharap ketika aktivitasnya mulai banyak, seperti ketika
memasuki dunia sekolah (TK), cucunya tidak berpikiran lagi tentang merokok.

Lucunya, Maulana enggan mengonsumsi rokok dari merek-merek yang beredar. Ia
hanya doyan rokok putih merek BMW produksi PT Gandum, Malang. Jika
persediaan rokoknya habis, ia biasanya membeli di toko tetangganya.

Maulana sendiri ketika ditanya bagaimana rasa rokok yang dihisapnya, ia
hanya bilang enak. Ketika merokok di kamar salah satu kakaknya, satu
tangannya membawa rokok, satu tangan lainnya mencandai seorang anak kecil
tetanggannya. Ya, layaknya ia main seperti balita lainnya. Bedanya, ada
rokok di tangannya.

Painah menambahkan, ia dan anggota keluarga lainnya sudah berusaha agar
Maulana tidak merokok lagi dengan cara melarangnya. "Namun, ya itu. Dia
pasti akan membanting semua barang yang ada di rumah sehingga ia bisa
merokok lagi," ungkapnya. Ayah kandung Maulana, Suwarno, katanya tidak
mengetahui kelakuan anaknya karena sudah berpisah dengan ibu Maulana.
Suwarno dikabarkan sudah menikah lagi dan tinggal di Wagir, Kabupaten
Malang.

Sementara itu, dr Susanto Adijono, Kepala Puskesmas Pakisaji, mengatakan,
meski secara fisik si anak tidak mengalami kelainan/keluhan apa-apa, kondisi
ini sudah patut diwaspadai karena anak sudah memasuki fase kecanduan. "Apa
yang dilakukan si anak juga tidak lepas dari kesalahan orangtua. Namanya
anak, begitu mencoba ternyata tidak dilarang, ya akan terus," kata dr
Susanto ketika dihubungi terpisah.

Karena itu, orangtuanya harus segera mengalihkan aktivitas si anak pada
kesibukan dan melakukan pengawasan agar tidak melakukan kebiasaan merokok
lagi. Apalagi, seperti dituturkan Painah, jika cucunya Maulana dilarang
merokok justru marah-marah. Selain itu, ia berharap Maulana bisa diarahkan
ke psikiater anak.

"Karena mungkin dia mengalami kondisi broken home, tetapi tidak terlihat
karena masih anak-anak," ujarnya. Menurutnya, yang jelas dari aktivitas
merokok sejak dini, dari sisi kesehatan sangat mengkhawatirkan karena bisa
mengancam jantung, pembuluh darah, dan paru-parunya. "Kalau si anak tidak
bisa dituturi (dinasihatinya), ya butuh pengawasan ketat orangtua,"
pungkasnya.

Sumber:
<a href="http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/27/14031189/siang.sedot.rokok.malam.sedot.susu">Kompas.com</a>

Erensdh

--
erensdh