Minggu, 28 September 2008

In Memorial Ria

28 September 2007, setahun yang lalu, seseorang yang paling aku sayangi, dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku.


Ria..
Setahun yang lalu, kamu berjuang, gigih melawan penderitaan, sakit, yang mungkin teramat sepele. Namun karena kelalaian dokter dalam mengdiagnosa, plus, juga karena kelalaian petugas puskesmas dalam memberikan obat, akhirnya membuat dirimu, seorang diri harus melawan penyakit itu. Aku tau, kamu bahkan, juga terpaksa harus berhadapan dengan kesalahan obat yang diberikan oleh dokter, yang turut menyulitkan perjuanganmu.
Memang, akhirnya kamu kalah, setelah empat hari berjuang dengan kegigihan yang luar biasa.
Ria, walaupun baru sembilan bulan kurang dua hari, umurmu saat itu, namun kamu hebat dalam mempertahankan dirimu dari kekejaman diare, serta komplikasi hebat karena kesalahan dokter itu.
Ria, aku kagum, melihat betapa gigihnya kamu, yang mau terus menetek pada ibumu, bahkan yang mau terus saja menerima suapan air gula garam yang disuapkan padamu, bahkan marah, protes, tanpa tangis saat ibumu melepaskan teteknya. Kamu seakan-akan mengerti, bahwa tubuhmu membutuhkan cairan yang banyak demi menggantikan cairan tubuh akibat dehidrasi karena diare.
Bahkan saat-saat tubuhmu megalami kekejangan pun, kamu masih terus kuat menghisap asi, sekalipun tubuhmu,dan mulutmu mengalami kekejangan.

Kamu memang luar biasa, dalam mempertahankan hidupmu, seakan-akan kamu memahami, bahwa kami sangat membutuhkanmu.

Ria andai kamu bisa mengontrol gerak detak jantungmu, walaupun sedikit saja, kamu pasti tidak akan pernah kalah melawan diare dan komplikasi karena obat yang laknat itu, walaupun nanti, perjalanan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, yang membutuhkan perjalanan yang melelahkan, lebih kurang empat jam lamanya.
Namun saat dalam perjalanan, dengan ambulance, tanpa bantuan infus, yang baru sejam itu, saat itulah saat penghabisan.

Mamamu berceritera, diakhir hembusan nafasmu pun kamu masih angkat tangan dan mengayunkan seperti biasa saat kamu melambaikan salam pada orang yang menggodamu, kamu masih memanggil mama-papa..

Selamat jalan Ria..

Bila bisa, jagalah mamamu, papamu, kakak-kakakmu serta saudara kembarmu, Rio, dalam perjuangan hidup ini..

Ria, maafkan kami yang tidak mampu membantumu.
Juga dokter, perawat, petugas puskesmas, maupun kepala puskesmas kecamatan Sasi Tamean, Kabupaten Belu, yang tidak cepat tanggap dan salah dalam menanganimu.

Selamat jalan, kamu akan menjadi kenangan indah kami, karena kamu cerdas, sabar dan selalu penuh canda-ceria..

Selamat jalan, kamu akan tetap hidup di hati ini..

Jumat, 26 September 2008

Karnaval, Ikrar Dan Peluncuran Logo Emas Mewarnai Penutupan Pameran Pembangunan Kefamenanu

Kefamenanu, pameran pembangunan, seni dan budaya, dalam rangka memperingati 86 tahun lahirnya Kota Kefamenanu dan 100 tahun terbentuknya Kabupaten Timor Tengah Utara (Onder af deeling Noord Midden Timor), akhirnya berakhir, setelah semalam, Selasa (22/9), ditutup oleh Bupati Timor Tengah Utara, Gabriel Manek.
Penutupan pameran pembangunan yang telah berlangsung sepanjang 12 hari, sejak 10 September itu dihadiri oleh para undangan dan ribuan masyarakat Timor Tengah Utara, yang memadati lapangan Oemanu.
Penutupan yang sekaligus juga ditandai dengan peluncuran Logo Emas Kabupaten Timor Tengah Utara dan pembacaan naskah Ikrar Emas Kabupaten Timor Tengah Utara oleh Gabriel Manek yang merupakan tekad dan janji dari perumusan kehendak masyarakat Timor Tengah Utara, untuk menjadikan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai rumah tinggal bersama bagi semua etnis yang berada di dalamnya.
Prosesi penutupan itu dimulai dengan pelepasan karnaval seni dan budaya oleh Gabriel Manek, dari depan rumah jabatan bupati, sederet disisinya juga masih tegak berdiri bangunan bersejarah peninggalan Belanda, yakni kantor Onder afdeeling Noord Midden Timor, yang dibangun pada tahun 1923, setahun setelah berpindahnya pusat pemerintahan Belanda, Onder af deeling Noord Midden Timor, yang sebelumya, sejak 1908 beribukota Noetoko.
Karnaval yang diperkirakan, diikuti oleh hampir dua ribuan masyarakat sekabupaten Timor Tengah Utara dengan berbagai kelengkapan seni dan budaya itu, melewati ruas jalan Kartini, El Tari, A. yani dan P. B. Sudirman dan berakhir di lapangan Oemanu, depan kantor Bupati Timor Tengah Utara.
Pantauan kami, sepanjang jalan yang dilalui karnaval, ribuan masyarakat telah berdiri menanti dengan sabar, penuh antusias untuk menikmati berbagai atraksi, suguhan-suguhan yang cukup memikat dari keberagaman seni dan budaya, yang ditampikan dalam pakaian adat, seni musik maupun tarian, dari berbagai etnis di Indonesia, yang mendiami Kabupaten Timor Tengah Utara.
Etnis Ende, misalnya, sangat memukau dengan tarian Ja'i-nya, etnis Alor dengan tarian semangat perangnya, maupun etnis Bali dengan Legong topeng-nya. Demikian juga suku-suku lainnya, seperti Sabu, Belu, Rote, Batak, Jawa maupun suku-suku asli sekabupaten Timor Tengah Utara, juga turut menyemarakan parade seni budaya tersebut.

Tanggapan atas laporan dari Padang: Siswi-Siwi Kristen Pun Terpaksa Pakai Jilbab.

Tanggapan atas laporan dari Padang: Siswi-Siwi Kristen Pun Terpaksa Pakai Jilbab.
http://guntur.name/2008/04/12/laporan-dari-padang-siswi-siswi-kristen-pun-terpaksa-pakai-jilbab/#comment-3119

Saya pikir, memakai jilbab apa salahnya? Bila umat Muslim bisa, mengapa umat Kristen tidak? Apa persoalannya? Apakah iman seseorang itu tertuang pada busana yang ia kenakan? Busana hanyalah busana, bukan hati.
Cobalah umat Kristen memahami, apapun seperti apa busana itu-adalah tetap busana.
Apakah saya salah ketika mencermati isi injil-ajaran Kristus, lalu menyimpulkan bahwa Kristus mengajarkan pada Umat manusia untuk melaksanakan kehendak Allah dengan ROH dan KEBENARAN?Jadi bukan pada ritual, gedung gereja maupun busana.
Tidak lucu kalau anda yang mengaku Kristen tapi justru menjadi batu sandungan bagi orang lain (menimbulkan dosa bagi orang lain), antara lain dengan busana.
Tanks atas kesempatannya.

Kamis, 25 September 2008

Aksi pelemparan batu oleh FPI

Rekan AKKBB,
Hari ini, Kamis 25 September 2008, terjadi aksi pelemparan batu oleh FPI
kepada para aktivis AKKBB.
Peristiwa diawali dengan penolakan AKKBB untuk melanjutkan persidangan
karena tidak adanya jaminan keamanan kepada para saksi. Untuk menegaskan
sikap ini, kami melakukan Konferensi Pers. Setelah konfpress selesai dan
kami beranjak meninggalkan pengadilan, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul
segerombolan FPI berlari dan melakukan aksi pelemparan batu. Sebagian rekan
AKKBB masuk dan berlindung di Gedung PELNI yang lokasinya tidak jauh dari
pengadilan.

BANSER NU yang bertugas menjaga keamanan AKKBB, mencoba bertahan. Namun
karena FPI terus melakukan pelemparan batu, akhirnya Banserp pun membalas
sehingga terjadi baku lempar antara mereka.

Polisi tidak bertindak tegas, padalah keadaan sudah genting. Akibatnya,
salah seorang anggota Banser yang bernama Hardi mengalami luka kepala
bocor. Santri Gus Nuril tersebut dilarikan ke R.S Tarakan oleh Hendrik dari
PBHI.

Demikian sekilas info AKKBB
Mohon dukungan rekan-rekan.

Salam,
ICRP

Minggu, 21 September 2008

Himbauan kriminalisasikan pers, Kapolda Sulsel mempolisikan wartawan di kantornya.

Email yang saya terima hari ini, sabtu (20/9), juga seperti yang diberitakan koran daerah Tribun dan beberapa media lainnya, di Makasar, bahwa pemeriksaan terhadap Upi Asmaradhana telah dilakukan di Markas Polda Sulselbar, yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan, sekitar km 16, Makasar, Rabu (17/9).
Pemeriksaan yang berlangsung sekitar lebih dari 6 jam itu, dimulai sekitar pukul 11.00 wita hingga saat menjelang detik-detik berbuka puasa.
Dilaporkan bahwa pemeriksaan terhadap Ketua Koordinator Koalisi Jurnalis Tolak Kriminalisasi, yang dilakukan pada salah satu ruangan di lantai satu gedung Reskrim Polda Sulsel itu di dampingi sejumlah advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makasar, yang sehari sebelumnya bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (16/9), telah menggelar jumpa pers dengan pernyataan tekad dan kesediaan siap membantu, mulai dari pemeriksaan kepolisian hingga putusan pengadilan.
Pemeriksaan yang hanya diberi kesempatan istirahat saat waktu salat lohor dan asar itu, juga didampingi sejumlah jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Tolak Kriminalisasi Pers Makassar.
Upi, yang juga tercatat sebagai anggota Aliansi Jurnalis Indepen (AJI), masih diperiksa sebagai saksi terkait konflik jurnalis Makassar dengan Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Polisi Sisno Adiwinoto, yang telah telah melaporkan Upi atas tuduhan penghasutan dan pemfitnahan sebagaimana yang diatur dalam KUHP, pasal 160, pasal 311 ayat 1 dan pasal 317 ayat 1.
Seperti diberitakan bahwa pelaporan itu sendiri berawal dari aksi-aksi Koalisi Jurnalis Tolak Kriminalisasi Pers Makassar yang aktif menggelar demo dan membuat pernyataan sikap menentang atas pernyataan Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Polisi Sisno Adiwinoto, yang dalam beberapa kesempatan didepan umum, mengatakan bahwa jika publik merasa dirugikan oleh pemberitaan media massa, tak perlu dibalas dengan surat pembaca, melainkan bisa langsung dilaporkan ke polisi dan dipidana.
Sedangkan tuntutan aksi perlawanan koalisi itu sendiri berdasar pada
UU No. 40 thn. 99 tentang Pers, yang telah mengatur tentang ketentuan pidana, hak tolak, koreksi maupun hak jawab, yang lalu melaporkan Sisno ke Kompolnas, DPR RI, Komnas HAM, Dewan Pers, dan ke Presiden RI SBY melalui juru bicaranya Andi Alifian Mallarangeng.

(diolah dari berbagai sumber dan email mohon dukungan forum Komnas HAM)

http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=14&dn=20080920111221

Sabtu, 20 September 2008

walikota Jakarta Timur: warga minoritas agar tau keberadaannya

Mengomentari
http://ayomerdeka.wordpress.com/2008/08/07/walikota-jaktim-harus-pelajari-lagi-pancasila/
Berkaitan dengan penyataan Wali Kota Jakarta Timur: warga minoritas agar tau keberadaannya.
Buntut dari penyerbuan masyarakat sekitar Kampung Pulo, Pinang Ranti, Jakarta Timur, DKI Jakarta terhadap Sekolah Tingi Teologia SETIA.


Dari sisi hati nurani, memang patut disesali apabila walikota Jakarta Timur, H. Murdhani bersikap demikian.
Nuansa berpolitiknya jelas menunjukan kerendahan martabatnya sebagai manusia yang bernurani. Dari sisi HAM, jelas ia melanggar kaidah, tapi apalah gunanya kalau memang ia dan mayoritas menghendaki demikian.
Andai pak H. Murdhani tengah mencoba memasuki ranah politik dengan memanfaatkan situasi, ya, jelas ia tidak salah, sebab dalam demokrasi, kita, yang dilegitimasi adalah mayoritas.

Lalu, bahwa banyak para politisi kita, sepeti (lagi-lagi) pak H. Murdhani, sepertinya menyadari betul bagaimana kondisi mayarakat sekitarnya, (lalu) mau memanfaatkan itu, sekali lagi, apa salahnya?
Tapi sebenarnya (kembali ke hati nurani) masyarakat kita sebenarnya butuh bimbingan yang benar (HAM). Mungkin seperti tanggung jawab kepala rumah tangga terhadap isteri maupun anak-anaknya, demi kebaikan mereka, adalah bermoral bila kita memarahi atau bahkan menghukum bila mereka (isteri atau anak-anak) melakukan kesalahan, ya, tentu saja bila kita tidak terlibat atau merekayasa kesalahan itu!

Tapi sekali lagi, apalah artinya, PANCASILA, HAM, HATI NURANI dan moralitas-moralitas universal lainnya apabila watak kita telah terjebak dalam prinsip; lu-lu beta-beta, asal beta suka, asal kita untung, yang penting kita menang?

Apalah artinya kalau ego kita telah menjadi allah dalam segala hal?
Apalah artinya lagi NKRI kalau agama telah menjadi Allah itu sendiri? Apa pedulinya?
Saya mau tutup komentar ini hanya dengan kalimat: masih lebih baik HAM menjadi agama atau Allah, karena masih bisa lebih adil bagi semua orang.

Catatan: HAM (Hak asasi manusia) adalah hak-hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian dari Tuhan. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1

Contoh hak asasi manusia (HAM):
* Hak untuk hidup.
* Hak untuk memperoleh pendidikan.
* Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain.
* Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
* Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/HAM)

Rabu, 17 September 2008

Ponsel, dunia dalam genggaman!

Orang bilang, sekarang, dunia dalam genggaman, itu kata-kata yang cukup sering kita dengar.
Dunia dalam genggaman... Bila itu dimaksudkan dengan informasi dan telekomunikasi, rasanya tidak ada salahnya, sangat benar bahkan! Bagaimana tidak, dengan sebuah perangkat mungil yang dikenal sebagai telephon genggam alias handphone, yang disingkat hp, atau lain orang bilang telephon seluler, yang lagi-lagi disingkat menjadi ponsel, kita bisa melakukan berbagai aktifitas. Misalnya kita bisa saling berkomunikasi dua arah, bahkan bisa saling bertatap muka!
Misalnya lainnya, kita bisa mentransfer uang dari satu rekening ke rekening lainnnya, tanpa mendatangi dan antre di bank, ada lagi, kita bisa membaca harian Kompas, Suara Pembaharuan atau majalah Tempo, hanya dengan mengotak-atik perangkat digital yang sudah tertanam berbagai fungsi komputer itu. Mau misal yang lain lagi? Ada, banyak lagi kok, dengar musik, noton film, noton tv, dengar radio, dengar lagu, main game. Jangan lupa, buat film juga oke, jadikan album photo, lagu, film juga oke banget. Ponsel juga bisa dijadikan kamus bahasa, Qur'an, Injil, bahkan degan ponsel kita bisa melakukan pemetaan atau memandang permukaan bumi dari suatu ketinggian dengan cukup terperinci. Hebat yaa!
Belum cukup disitu, karena kemampuannya masih seabrek-abrek banyaknya yang teramat panjang untuk dibilang.
Sudah ya, aku capek ketik, maklum pake ponsel nih!
Tapi sebenarnya aku hanya mau jelaskan cara seting gprs pada ponsel, sebab gprs adalah persyaratan mutlak untuk berinternet.
Ini buat
+6285339009460, yang telah bertanya lewat sms, tentang bagaimana cara mennyeting internet pada ponsel, cara mudahnya adalah dengan on the air.
Untuk im3 dan mentari, buatkan sms dengan contoh konsep: GPRS NOKIA N70, kirim ke 3939 atau 3000 (NOKIA N70 adalah contoh yang aku pakai) selanjutnya tunggu perintah operator.
Simpati dan As, buatkan sms: S NOKIA N70, kirim ke 5432 (NOKIA N70 adalah contoh yang aku pakai), selanjutnya tunggu perintah operator.
Udah ya, semoga bisa!

Jumat, 12 September 2008

Pameran Pembangunan, Seni dan Budaya Kefamenanu

Kefamenanu, kamis (11/9). Antusiasme masyarakat Kota Kefamenanu dan sekitarnya untuk mengunjungi pameran pembangunan, seni dan kebudayaan benar-benar sangat luar biasa.
Seperti yang penulis saksikan, malam kedua, di lapangan Oemanu, depan alun-alun kantor Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara, benar-benar tumpah ruah oleh pengunjung dari berbagai kalangan.

Kemarin, Rabu (10/9), Bupati Timor Tangah Utara, Gabriel Manek, telah menyatakan dengan resmi dimulainya pameran pembangunan, seni, dan kebudayaan, dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Kefamenanu (22/9), yang di tandai dengan pemukulan gong dan pembakaran kembang api bersama para Muspida Kabupaten Timor Tengah Utara.

Pameran akan berlangsung selama hampir dua pekan hingga 22 September, nanti, yang bertepatan dengan hut kota Kefamenanu, yang ke 86.

Kamis, 11 September 2008

Korban Kecelakaan Kerja, Niko Kono, lebih 18 tahun bekerja, cuma digaji Rp. 350.000, per bulan

Kefamenanu, Rabu (10/9).
Niko Kono (51), Asal desa Nian kecamatan Miomaffo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, karyawan CV Remaja Karya, kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, yang tewas dalam kecelakaan kerja, tenyata hanya digaji sebesar Rp.350.000, per bulan, padahal ia telah bekerja diatas delapan belas tahun. Hal itu diungkap Kresensia Kono, anak pertama korban saat melaporkan kejadian kecelakaan kerja tersebut bersama Kepala Desa setempat, kepada Drs. Burhan Venansius, Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Nakertrans Kabupaten Timor Tengah Utara, kemaren, Selasa (9/9).
Seperti yang diberitakan Koran Online Kabar Indonesia, kamis (6/9), menyebutkan bahwa, korban tewas saat ia sedang memperbaiki sistem hidrolik pengangkat bak truk Toyota Diesel, ketika tiba-tiba saja sistim hidroliknya loss, seketika saja bak truk besi itu jatuh menimpa tubuhnya sehingga ia tergencet antara bak dan casis truk, yang menyebabkan korban tewas seketika itu juga.

Venansius mengatakan bahwa Perusahan Tersebut kemungkinan tidak mengikut sertakan tenaga kerjanya sesuai amanah Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Thn 1992, Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sehingga peristiwa kecelakaan kerja pada lokasi proyek tersebut tidak dilaporkan.

Sementara data yang berhasil dihimpun lewat wawancara terhadap beberapa orang yang mengenal korban menyebutkan bahwa korban telah bekerja lebih dari 18 tahun pada pemilik perusahan tersebut sebagai sopir sekaligus sebagai teknisi mesin untuk setiap kendaraan yang disopirinya.

Beberapa sumber menyebutkan beberapa tahun terakhir almarhum sekaligus menangani 3 truk Toyota diesel yang selama ini dipercayakan oleh majikannya, yang ditempatkan di rumah almarhum.

seperti yang wartawan saksikan, di samping rumahnya memang tergeletak satu buah rangka sasis bus pabrikan Mercedes, lengkap mesin dan ban-bannya, namun tanpa body. Menurut berbagai sumber yang di temui, almarhum telah menjadi sopir bus ini sejak tahun 1990. Sedangkan di depan rumahnya ada satu unit truk Toyota Diesel, dua yang lainnya ada di lokasi proyek, salah satunya adalah penyebab kecelakaan itu.

Pada kesempatan itu Kresensia juga menceriterakan bahwa pimpinan perusahan tersebut telah meberikan satu buah peti mati untuk penguburan ayahnya, selain dua karung beras dan uang Rp. 100.000,.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=14&dn=20080910210506

Rabu, 10 September 2008

Frasa atau Frase

Artikel ini ku pastekan dari Wikipedia buat Titi dkk (sma dua kefamenanu), yang lagi bingung ngerjakan pr-nya

Frasa atau frase adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat. Simak beberapa contoh frase di bawah ini:

* ayam hitam saya
* ayam hitam
* ayam saya
* rumah besar itu
* rumah besar putih itu
* rumah besar di atas puncak gunung itu

Dalam konstruksi frase-frase di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:

* ayam saya hitam
* rumah itu besar
* rumah besar itu putih
* rumah putih itu besar
* rumah besar itu di atas puncak gunung

Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.

FRASE DAN KATA MAJEMUK

Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frase.

Misalnya:

Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam.
Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.

Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis.

Misalnya:

Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau.
Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.

Beberapa jenis frasa:
1 ... adverbial
2 ... adjektival
3 ... apositif
4 ... ekosentris
5 ... endosentris
6 ... nominal
7 ... parataktis
8 ... preposisional
9 ... verbal

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Frasa

Sabtu, 06 September 2008

Tergencet bak truk, sopir mati menggenaskan.

Kefamenanu, jumat (5/9) Kecelakaan tragis kembali menimpa karyawan CV Remaja Karya, Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, sekitar jam 07.00 wita.

Niko Kono (51), Asal desa Nian kecamatan Miomaffo Tengah, yang telah menjadi karyawan (sopir) selama 20an tahun ini mengalami nasib tragis, saat ia sedang memperbaiki selang pada sistem hidrolik pengangkat bak truk Toyota Diesel, ketika tiba-tiba saja sistim hidroliknya loss, seketika saja bak truk besi itu jatuh menimpa tubuhnya sehingga ia tergencet antara bak dan casis truk. Diduga korban mati seketika itu juga.

Polisi datang setelah lebih kurang dua jam kemudian di lokasi, Desa Tubu, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, lalu bersama-sama masyarakat sekitar berhasil melepaskan korban dari jepitan bak.

Dari rumah duka, yang juga milik korban, diperoleh informasi bahwa istri korban baru saja meninggal dunia empat bulan yang lalu. Sementara anak-anaknya yang berjumlah lima orang, semuanya masih bersekolah, yang bungsu masih menduduki sekolah dasar.
Beberapa tetangga korban yang tidak bersedia menyebut namanya, mengatakan bahwa kondisi truk Toyota Diesel tesebut sudah kurang layak jalan, sehingga sering diperbaiki oleh korban.

Pimpinan CV. Remaja Karya, saat hendak dikonfirmasi, nampaknya enggan untuk ditemui, bahkan salah seorang karyawan yang hendak ditanya pun dipanggil masuk.
Klop dengan cerita tetangga korban yang mengatakan bos (pemilik CV. remaja Karya, red) meminta supaya ini jangan diungkap dulu.

sumber: http://www.kabarindonesia.com

Peristiwa Rengasdengklok

Artikel ini aku copy paste kan dari Wikipedia untuk Raffly yang katanya gak mau ribet-ribet mencari artikel untuk pr sekolahnya.

Peristiwa Rengasdengklok, adalah peristiwa dimulai dari penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda a.l. Adam Malik dan Chaerul Saleh dari Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa atau lebih tepatnya diamankan ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Akhmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.



Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah itu. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor Laut Dr. Kandeler.1

Latar belakang
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

Para Pemuda Pejuang di Rengasdengklok

Beberapa orang pemuda yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok ini antara lain:
* Soekarno
* Jusuf Kunto
* Chaerul Saleh
* Shodancho Singgih, perwira PETA dari Daidan I Jakarta sebagai pimpinan rombongan penculikan.
* Shodancho Sulaiman
* Chudancho Dr. Soetjipto
* Chudancho Subeno sebagai pemimpin Cudan Rengasdengklok (setingkat kompi). Chudan Rengasdengklok memiliki 3 buah Shodan (setingkat pleton) yaitu Shodan 1 dipimpin Shodancho Suharjana, Shodan 2 dimpimpin Shodancho Oemar Bahsan dan Shodan 3 dipimpin Shodancho Affan.
* Honbu (staf) yang dipimpin oleh Budancho Martono.

Pranala luar
* http://www.kebudayaan.depdiknas.go.id/BudayaOnline/SeniBudaya/Sejarah/PERANG/n_jabar.htm Peristiwa Rengasdengklok
* http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-3.html Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein

Referensi
http://www.bogor.indo.net.id/indonesia.tuguperingatanjerman/ Kronik tentang akhir Perang Pasifik di Indonesia



sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok