Selasa, 05 Agustus 2008

Komentar-komentarku

Ass wr wb,
buat mbak Aisha, semestinya mbak bahagia karena keluarga mbak, khususnya kakak mbak sudah mampu menjabarkan arti kasih, klop dengan Allah SWT yang Maha Kasih, kalau mbak mau objektif mencermati dunia saat ini, kasih pada perbedaan itu sulit, apalagi dengan ketulusan tanpa pamrih!
Mungkin mbak terlalu kaku pada norma-norma tertentu yang terkadang justru melupakan logika Allah SWT sebagai Yang Tidak Tercela, Maha suci dan Maha Kebaikan lainnya, lalu membangun logika terbalik, kontra dari sifat-sifat Allah SWT. Sekali-kali coba mbak mengosongkan diri mbak-lepas dari semua etika, ajaran, maupun ambisi yang mendiami hati mbak-polos, apa adanya, lalu bersandar padaNYA, dengan logika DIA begitu Maha Baik sehingga mbak ada-dunia ada beserta segala isinya ada, semuanya untuk mbak, untuk kita. Kasih manusia sepanjang kepentingan pribadinya yang dijabarkan dengan berbagai cara, kasih Allah tiada duanya, sepanjang kehidupan kita.
Lalu dengan hati mbak yang tanpa berbagai etika, ajaran serta keyakinan akan Kebaikan Allah Yang Tak Terhingga itu, tidakkah mbak bahagia melihat dua insan manusia (yang adalah ciptaan Allah) itu saling mengasihi walaupun mereka berbeda? Tidakkah mbak tersentuh oleh kasih itu? Atau mbak benci dan marah bila mereka saling mengasih? Kalo demikian mbak dekat pada siapa, Allah Yang Begitu baiknya pada mbak atau pada si iblis yang memenuhi isi dunia ini dengan berbagai ajaran kasih yang palsu,egois dan sebagainya, yang akhir-akhirnya ingin agar manusia ciptaan Allah saling menghancurkan? Coba mbak renungkan!

Mohon tanggapan dari sdr hafez dan guroba.

Tidak ada komentar: