Kamis, 11 September 2008

Korban Kecelakaan Kerja, Niko Kono, lebih 18 tahun bekerja, cuma digaji Rp. 350.000, per bulan

Kefamenanu, Rabu (10/9).
Niko Kono (51), Asal desa Nian kecamatan Miomaffo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, karyawan CV Remaja Karya, kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, yang tewas dalam kecelakaan kerja, tenyata hanya digaji sebesar Rp.350.000, per bulan, padahal ia telah bekerja diatas delapan belas tahun. Hal itu diungkap Kresensia Kono, anak pertama korban saat melaporkan kejadian kecelakaan kerja tersebut bersama Kepala Desa setempat, kepada Drs. Burhan Venansius, Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Nakertrans Kabupaten Timor Tengah Utara, kemaren, Selasa (9/9).
Seperti yang diberitakan Koran Online Kabar Indonesia, kamis (6/9), menyebutkan bahwa, korban tewas saat ia sedang memperbaiki sistem hidrolik pengangkat bak truk Toyota Diesel, ketika tiba-tiba saja sistim hidroliknya loss, seketika saja bak truk besi itu jatuh menimpa tubuhnya sehingga ia tergencet antara bak dan casis truk, yang menyebabkan korban tewas seketika itu juga.

Venansius mengatakan bahwa Perusahan Tersebut kemungkinan tidak mengikut sertakan tenaga kerjanya sesuai amanah Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Thn 1992, Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sehingga peristiwa kecelakaan kerja pada lokasi proyek tersebut tidak dilaporkan.

Sementara data yang berhasil dihimpun lewat wawancara terhadap beberapa orang yang mengenal korban menyebutkan bahwa korban telah bekerja lebih dari 18 tahun pada pemilik perusahan tersebut sebagai sopir sekaligus sebagai teknisi mesin untuk setiap kendaraan yang disopirinya.

Beberapa sumber menyebutkan beberapa tahun terakhir almarhum sekaligus menangani 3 truk Toyota diesel yang selama ini dipercayakan oleh majikannya, yang ditempatkan di rumah almarhum.

seperti yang wartawan saksikan, di samping rumahnya memang tergeletak satu buah rangka sasis bus pabrikan Mercedes, lengkap mesin dan ban-bannya, namun tanpa body. Menurut berbagai sumber yang di temui, almarhum telah menjadi sopir bus ini sejak tahun 1990. Sedangkan di depan rumahnya ada satu unit truk Toyota Diesel, dua yang lainnya ada di lokasi proyek, salah satunya adalah penyebab kecelakaan itu.

Pada kesempatan itu Kresensia juga menceriterakan bahwa pimpinan perusahan tersebut telah meberikan satu buah peti mati untuk penguburan ayahnya, selain dua karung beras dan uang Rp. 100.000,.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=14&dn=20080910210506

Tidak ada komentar: