Selasa, 17 Februari 2009

Ponari, dukun (?) di era fesbuk

By Budi Dharma

Selama sepekan
belakangan ini, wajah utama program berita tv tak lain soal gambar
kerumunan
orang yang tengah antre di sebuah desa. Bukan soal BLT, kelangkaan
minyak
tanah, apalagi nyari gas elpiji. Rata2 mereka yang antre tuch
terkesima dengan
rumor kehebatan Ponari, si dukun cilik yang justru tenar gara2
diliput terus
media massa. Dukun ? Bukankah itu profesi yang sering dikonotasikan
dengan
musyrik ? Tapi tampaknya suara pemuka agama kalah bunyi dalam
menyikapi
keirasionalitasan masyarakat saat ini. Bagaimana mungkin hanya
sekedar air yang
dicelupkan dengan perantaraan batu bisa diklaim menyembuhkan banyak
penyakit ?

Di tengah
keramaian tersebut secara tak langsung sebenarnya menampar muka
pemerintah
dalam hal pelayanan kesehatan bagi rakyat. Bukannya petugas puskesmas
atau
pejabat kelurahan membuka pos pendaftaran kartu askeskin, eh malah
aparat
keamanan yang didatangkan. Lha gimana sich, orang pengen sembuh, tapi
yang
disodorkan malah petugas hukum. Nggak nyambung.

Jangan percaya
mistik, begitu kata MetroTV. Tokh pekerjaan sebagai paranormal dengan
leluasanya beriklan di media massa, bahkan beberapa diantaranya
menjadi
"selebritis infotainment". Beberapa tempat "alam gaib"
seperti di Gunung Kawi
bukannya ditutup dengan alasan musyrik tadi, eh malah dibiarkan
dengan alasan
sebagai lumbung pendapatan asli daerah.

Wah, seandainya
serial "The X-files" masih ada, mungkin kisah Ponari ini bisa
jadi bahan cerita
yang bagus. Benarkah karena kesamber petir bisa menghasilkan efek
mujizat yang
tak terjelaskan dunia medis ? Terus sugesti apa yang menyebabkan
orang2 jadi
kalap dengan mengambil tanah maupun air di sekitar rumah Ponari yang
gubuk itu
? Btw, selama ini kok orang yang mengaku sembuh karena praktek
"pengobatan"
seperti itu tidak ada yang bersaksi di depan publik atau ini semata
omong
kosong doank ?

Kliping : Forum Pembaca Kompas

Tidak ada komentar: